Wahai Suami, Apa Arti Istri Bagimu ?

Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Pernikahan yakni menyatukan sepasang laki-laki dan perempuan dalam sebuah keluarga, dan menjadikan mereka sebagai pasangan suami dan istri.  Ikatan pernikahan itu tentu saja diharapkan oleh semua pihak,  termasuk keluarga besar agar langgeng sampai akhir hayat.  Mereka juga berharap agar Allah menyatukan mereka kelak dalam surgaNya.



Perjalanan kehidupan yang panjang, yang ditempuh oleh pasangan suami istri tsb. kadang mengalami pasang surut keharmonisan.   Masa awal pernikahan  dipenuhi kebahagiaan, dilengkapi  dengan masa bulan madu yang indah dan romantis.  Masa selanjutnya akan penuh dinamika dan warna, dan sangat dipengaruhi oleh pemahaman pasangan suami istri tersebut akan hakekat pernikahan dan keluarga.  Salah satu hal yang ikut mempengaruhi perjalanan pasangan dalam mengarungi  bahtera kehidupan adalah pemahaman suami terhadap kedudukan  istri dalam keluarga.  Persepsi  suami ini akan menentukan bentuk  interaksi nya dengan istri.  Karena itu jangan sampai suami salah persepsi terhadapan kedudukan istri dalam kehidupannya.

Wahai suami, ingatlah ini ……

1]  Istrimu bukanlah asisten rumah tanggamu atau pembantumu

 Salah satu kewajiban istri adalah mengurus rumah tangga suaminya.  Karena itu  segala urusan rumah tangga, mulai dari mencuci, seterika, memasak, merapikan rumah bahkan mengurus anak-anak adalah tugas istri.  Meskipun demikian, istri bukanlah asisten rumah tangga.  Uang nafkah yang diberikan kepada istri pun bukan upah atas semua pekerjaan rumah tangga yang diselesaikannya.

2] Istri bukan Pemuas Kebutuhan Biologis

Melayani suami secara khusus adalah kewajiban  istri.  Namun peran istri bukan hanya sekedar pasangan untuk memenuhi kebutuhan biologis.  Adalah suatu kesalahan jika suami bersikap baik , berkata lembut dan mesra  kepada istrinya hanya ketika ia membutuhkan istri untuk memuaskan syahwatnya.  Suami wangi hanya ketika ingin dilayani istri.  Apalagi hanya peduli pada kebutuhan sendiri dan tidak peka bahkan  abai terhadap kebutuhan istri akan hal yang spesifik ini.

3]  Istri bukanlah “kanca wingking” ataupun pelengkap

Istri bukanlah “kanca wingking” atau teman di belakang apalagi pelengkap.  Tidak diperkenalkan kepada teman dan kolega, bahkan dibiarkan sendirian sehingga merasa terasing.  Suami sibuk mengobrol dengan teman dan kenalan, sementara istri ditinggalkan.  Ketika suami mendapatkan keberhasilan,  teman kerja diajak makan bersama untuk merayakannya, istri tak diingatnya, bahkan untuk sekedar mengabarkan kabar gembira,   Seolah istri tak berperan dalam kehidupan suami.



Wahai suami……

Istrimu adalah perempuan yang telah dinikahi dengan perjanjian yang kuat dihadapan Allah, sebagai pasangan yang berada dalam tanggung jawabmu,  baik nafkah hidupnya maupun kebaikan agamanya.  Istri adalah teman seperjuangan menuju surgaNya.  Pasangan yang seharusnya saling memberi ketenangan, saling cinta, saling memperhatikan,  juga saling mengingatkan dalam ketaatan dan kesabaran.  Bukan sekedar “ teman daripada sendirian “ saat menghadiri undangan.  Juga bukan sekedar “teman agar hadir  berpasangan” dalam acara suami.   Karena itu suami harus menempatkan istri sebagai pasangan yang mendampingi suami dalam perjuangan kehidupan saat suka maupun duka,  pendorong semangat,  dan penenang jiwa,  teman setia meraih RidhaNya.  Suami harus mampu menunjukkan betapa berarti keberadaan istri di sisinya. Bukankah pepatah mengatakan ”dibelakang lelaki hebat, pasti ada perempuan hebat”.  Dan istri adalah salah satu perempuan hebat yang mendampingi suami.

Meski mengurus rumah tangga adalah kewajiban istri, namun ia bukanlah aasisten rumah tangga.  Sesekali biarkan istri untuk ”istirahat” sejenak dari rutinitas kegiatan rumah tangganya.  Misalnya dengan mengijinkan istri membeli makanan matang, atau suami yang meminta istri tidak usah masak hari itu,dan suami yang membelinya,  atau ajak keluarga makan di luar.  Bila memungkinkan, sediakan khadimah untuk menyelesaaikan pekerjaan rumah tangga, atau sesekali mengupah orang untuk menyelesaikannya.  Berikan istri “me time” agar leluasa mengerjakan hal yang diinginkan. Semua itu akan menjadi selingan yang menambah semangat dalam menunaikan tugasnya sebagai pengurus rumah suami.

Selain itu,  perhatian dan bantuan suami sesungguhnya sangat dibutuhkan. Perhatian suami akan membuat istri merasa dihargai dan diakui keberadaannya..  Karena itu, jika suami ada di rumah, jangan habiskan waktu hanya untuk aktivitas pribadi, sepanjang waktu di depan laptop,  sibuk dengan media sosial  dan gadget,  sibuk dengan teman dan hobi. Jika suami membantu pekerjaan  rumah tangga, apalagi dengan keinginan sendiri, istri akan makin cinta dan menghargai suami.  dan jangan lupa,  berbincang dengan suami merupakan satu kemewahan,  sekaligus sebagai penambah  semangat, bahkan menghilangkan kejenuhannya dalam menyelesaikan urusan rumah tangga.  Apalagi jika suami juga berbagi ilmu dan informasi kepada  istrinya.  Maka seabreg pekerjaan rumah tangga terasa ringan diselesaikan karena yakin inilah salah satu sarana mendapat ridhaNya.

Demikian halnya ajakan suami untuk jalan-jalan. Meski hanya jalan pagi di hari libur  misalnya, akan sangat berarti bagi istri. Berjalan bersama keluarga, sambil berbincang ringan sungguh sangat membahagiakan.  Apalagi jika suami sering pergi, bahkan keliling negeri dan melanglang buana, ingatlah, hampir sepanjang hari dunia istri hanya rumah dan sekitarnya.  Ajak istri untuk melihat dunia yang lebih luas agar pikirannya juga luas, tidak terkungkung pada urusan rumah dan rumah.

Bersikap baik kepada istri sungguh sangat dianjurkan Rasulullah, bahkan menjadi ukuran kebaikan suami kepada keluarganya.  Karena itu bersikap baiklah pada istri.  Berkata lembut,  memberikan sentuhan dan ciuman, atau pelukan secara tiba-tiba, tentu akan sangat membesarkan hatinya.  Dan tentu saja sikap baik dan perhatian suami ini bukan hanya ketika suami ingin dilayani. Mesra tidak hanya saat malam pertama.  Romantis tidak hanya saat ingin terpenuhi kebutuhan biologis.   Mendekat tidak hanya saat bangkit syahwat. Wangi tidak hanya saat ingin berhu’bungan suami istri.



Karena itu, perlakukan istrimu sebagai istri dengan baik, sesuai dengan ketentuan Allah dan RasulNya,  karena ia ditetapkan Allah sebagai istrimu, pasangan hidupmu, yang bersamanya akan wujudkan baiti jannati, dan kelak bersama menggapai surgaNya.   Aamiin

Wahai suami, ingatlah hal diatas,


Sumber : ummi-online.com
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Wahai Suami, Apa Arti Istri Bagimu ?